Cari Blog Ini

Rabu, 8 November 2017

Jurusan Keperawatan SMK Banyak Nganggur, Masih Tergiur?

Dilansir dari jpnn.com, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Sulawesi Tengah meminta semua Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang membuka jurusan keperawatan agar membatasi penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang bakal mengambil jurusan tersebut. Pasalnya, lulusan dari jurusan itu belum sepenuhnya terserap dengan baik dalam dunia kerja.



Sebab jika kembali ke acuan awal SMK dirancang, agar seluruh lulusan SMK bisa langsung bekerja dan diharapkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan setelah lulus.

Kepala Bidang Pembinaan SMK Disdikbud Sulteng, Hatijah Yahya menyampaikan, agar SMK yang masih membuka jurusan Keperawatan segera bisa mengurangi jumlah penerimaan siswa pada PPDB 2018 ini.

Sebab jurusan tersebut, kata dia, lulusannya tidak terserap dengan baik di dunia lapangan pekerjaan dan banyak memberikan distribusi pengangguran. Menurutnya, lulusan SMK jurusan keperawatan menghasilkan banyak pengangguran.

Sejauh ini jurusan keperawatan yang ada di SMK belum mampu membuktikan bahwa lulusan keperawatan siap bekerja serta menciptakan lapangan pekerjaan setelah lulus, sehingga banyak lulusannya menjadi pengangguran.

Ia menuturkan, jika dalam setiap PPDB SMK membuka jurusan keperawatan tersebut mencapai tujuh rombongan belajar (Rombel), maka 2018 bisa dikurangi menjadi tiga sampai empat Rombel.

“Kita minta untuk dikurangi penerimaannya, bukan untuk ditiadakan tapi pelan dikurangi jumlahnya, kalau sekarang menerima tujuh rombongan yah cukup empat saja sekarang,” ungkapnya seperti diberitakan Radar Sulteng (Jawa Pos Group).

Hatijah berharap seluruh SMK bisa mendorong peserta didiknya untuk mengembangkan kompetensi keahlian-keahlian yang memang dibutuhkan oleh dunia lapangan pekerjaan khususnya yang ada di wilayah Sulteng seperti neotika Kapal penangkap ikan, kapal niaga, pariwisata, dan pertanian.

Yang didorong adalah kompetensi keahlian-keahlian yang memang dibutuhkan oleh dunia kerja seperti Pariwisata yang meliputi tata boga, tata busana, perhotelan, dan industri kreatif itu yang tidak akan pernah tergantikan,” harapnya. (slm)

Sumber : https:/www.jpnn.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan